Sehari semalam saya tidak tidur untuk mempersiapkan acara aksi simpatik 8000 Mawar Merah Putih untuk Ahok.
Siang hari saat pimpin aksi sebuah bisikan kudengar. Ahok dihukum penjara 2 tahun.
Seketika langit terasa gelap. Dadaku sesak. Rongga dada ku seperti tersedot. Hampa.
Saya mengumumkan berita itu kepada ribuan peserta aksi. Sontak semua menangis sesunggukan. Ada yang meraung raung. Berangkulan. Jatuh. Terduduk lemas.
Saya mencoba tegar. Terus berteriak kencang membangkitkan semangat teman teman ditengah pikiran dan hatiku yang seperti berpindah ke alam lain.
Kami memutuskan ke Cipinang. Saya berjalan kaki dari Kementan Ragunan ke Cipinang. Ada ratusan relawan berjalan kaki longmarch menuju ke sana. Kakiku mau copot. 10 kilometer kami jalani. Gak kuat lagi. Kami akhirnya memilih naik Metro mini.
Sesampai di Cipinang, kami berkumpul meneriakkan suara kepedihan hati kami. Keadilan telah mati. Negara hukum telah roboh.
Kami bertahan dari siang sampai malam.
Pukul 17.40 Kapolres Jaktim Andri Wibowo menemui kami menyampaikan pesan agar kami membubarkan diri. "Pak Ahok meminta kalian membubarkan diri" katanya. Saya tawarkan kepada semua relawan. Semua berteriak kencang tidak bersedia membubarkan diri. Kami menolak. Kami meminta Pak Ahok dibawa kepada kami untuk bicara 10 menit saja. Jika Pak Ahok dibawa, kami akan bubarkan diri.
Akhirnya kami tdk bergeming. Kami bertahan. Apapun yang terjadi kami akan terus bertahan sampai pagi.
"Pak Kapolres silahkan gunakan wewenang anda untuk membubarkan kami sesuai undang undang", ujar saya tegas.
"Pak Kapolres silahkan gunakan wewenang anda untuk membubarkan kami sesuai undang undang", ujar saya tegas.
Pukul 20.00 Wib, pergerakan Mobil Water Canon dan pasukan gas air mata tampak mengkonsolidasi diri. Mereka bergerak didepan kami yang dipisah kawat duri tinggi.
Kami tahu, itu akan membubarkan kami. Saya memberi komando agar relawan membentuk rantai dengan pegangan tangan. Odol gigi dioleskan di pelupuk mata.
Sepanjang malam peserta aksi semakin tumpah ruah. Ramai sekali. Badanku tak sanggup lg berdiri. Saya menyingkir untuk rebahan. Sempat oleng. Saya rebahkan diri menjauh dari lokasi di bawah kontainer yang terjebak macet. Semua tulangku serasa copot. Tak sanggup lagi. Orang hilir mudik melewatiku aku tak peduli. Persis seperti pohon pisang rebah. Suara orasi masih terdengar kencang. Saya tidak bisa tidur. Tapi sedikit enak jadinya.
Pukul 22.00 Wib Pak Djarot datang. Ia membawa pesan khusus Pak Ahok meminta kami membubarkan diri.
Tidak mudah meyakinkan teman teman untuk bubar. Semua sepakat bertahan sampai matahari terbit. Sebelumnya Edi Prasetyo Ketua DPRD DKI , Sirra Prayuna Ketua Tim Pengacara Ahok juga meminta kami membubarkan diri. Tapi kami tolak.
Tapi ini Pak Djarot yang membawa pesan khusus Ahok, masakan kami tidak percaya. Saya sebenarnya memilih untuk tidur disana. Tapi mengabaikan pesan khusus Ahok juga kok gimana rasanya gitu ya. Semua relawan kulihat enggan bubar. Hampir 15 menit saya bicara meyakinkan mereka. Akhirnya para ketua organ relawan rapat di belakang mobil komando
Keputusannya kami bubar. Pukul 23.00 Wib kami membubarkan diri. Kami akan melanjutkan dengan aksi ke Cipinang esok harinya pukul 14.00 Wib.
Dini hari tadi, Ahok dipindah ke Mako Brimob Kelapa Dua. Tujuan ke Cipinang kami batalkan. Kami memindahkan aksi ke Pengadilan Tinggi Jakarta hari ini.
Tak ada kata menyerah buat kami sekalipun harus bertarung hadap hadapan dengan para bedebah itu.
Salam perjuangan
LIHAT KEMENTAR POSINGANNYA DI FB
Komentar
Posting Komentar